Rabu, 18 April 2012

Penanganan dan Pencegahan Ancaman Wabah Tomcat

Ternyata saat ini bukan hanya masyarakat Surabaya khususnya dan daerah sekitarnya yang cemas dan kawatir karena mendapat ancaman serangan wabah serangga Tomcat. Bahkan saat ini serang serangga ini telah dilaporkan menyebar ke tempat lebih luas termasuk daerah Jawa Tengah, Jawa barat dan di sekitar kota Jakarta. Serangga jenis kumbang Paederus ini bisa menyebabkan peradangan atau iritasi kulit. Meski tidak berbahaya tetapi ancaman serangga ini sangat mencemaskan.
Tomcat adalah serangga yang cukup beracun. Serangga ini hidup di daerah yang lembab. Sernagga beracun ini bisanya hidup di pepohonan, tambak dan semak-semak. Racun yang terdapat pada serangga ini bisa menimbulkan efek yang cukup menyakitkan di kulit dan berbagain bagian tubuh manusia meskipun tidak sampai mematikan.
Serangga Tomcat disebut pula Rove Beetle, “Kumbang Rove” atau “Paederus littoralis” atau lebih dikenali juga dengan nama daerah Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie di Indonesia, adalah kelompok utama dari hewan beruas atau Arthropoda yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang Staphylinidae, terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap (”sayap berlapis”) yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae atau kumbang sebenarnya. Serangga ini adalah termasuk kelompok kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan Mahluk Hidup di Bumi, 200 juta tahun lalu. Serangga Paederus saat ini terdapat lebih dari 600 spesies dan distribusi di semua benua kecuali Antartika. Spesies di negara Amerika Selatan dikenal dengan nama berbeda seperti bicho de Fuego, Pito, Poto atau podó. Berbagai wabah dermatitis dikaitkan dengan kumbang Paederus telah dilaporkan di Turki Selatan, Amazone, Afrika Tengah, Okinawa, dan India.
Suatu keluarga kumbang yang besar, terdapat variasi besar di antara spesies. Karakteristik khusus serangga Tomcat adalah cara terbang yang tidak seperti serangga lainnya. Tomcat terbang dengan tubuh yang “berdiri”, tidak menelungkup. Sayapnya pun tidak menutupi seluruh badannya, berbeda dengan serangga yang biasa kita temui. Ukuran berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat yang berbentuk bulat telur. Serangga Dewasa Tomcat biasanya panjang 7 sampai 10mm dan lebar 0,5 sampai 1mm. Mereka memiliki kepala hitam, perut bagian bawah, elytra atau struktur meliputi sayap, dada atau perut berwarna merah. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bagian perut supaya kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh. Klasifikasi penggolongan dan penamaan ilmiah Tomcat termasuk termasuk dalam kelompok besar Animalia golongan phylum berjenis arthropoda. Tomcat termasuk klas insecta berjenis ordo Coleoptera dengan nama famili Staphylinidae san subfamily Paederinae bergenus Paederus atau Fabricius, 1775
Serangan yang dikatakan sebagai wabah Tomcat itu hanya merupakan tindakan mempertahankan diri dari ancaman musuh. Tomcat sebenarnya tidak bermusuhan dengan manusia. Jadi, mungkin ada kegiatan manusia yang mengganggu aktivitas Tomcat.
Serangga Tomcat sesungguhnya adalah sahabat para petani karena termasuk jenis Paederus yang berguna untuk mengusir hama seperti wereng. Wereng merupakan mangsa bagi serangga Tomcat. Di kota besar serangga Tomcat biasa hidup di daerah yang masih ada pepohonan atau tanamannya seperti taman-taman kota. Serangan serangga jenis Tomcat diduga berkaitan dengan peningkatan aktifitas perburuan tokek yang diangap sebagai salah satu predator bagi Tomcat sehingga menjadikan populasi serangga itu berkembang pesat. Disamping itu keseimbangan alam terganggu karena faktor migrasi wilayah dan cuaca ekstrim yang juga menjadi penyebab munculnya sebuah populasi hewan tertentu. Migrasi bisa melalui angin karena serangga hanya mampu terbang 500 meter. Namun dengan hembusan angin, jangkauan terbangnya bisa lebih jauh hingga puluhan kilometer. Selain itu mobilisasi transportasi dunia yang sangat pesat bisa saja serangga induk bermigrasi melalui ekspor buah impor dari negara lain. Warna Tomcat memiliki warna tubuh kuning gelap bergaris hijau serta kepala berwarna gelap dan bersayap, meski kerap kali merangkak.
Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya. Meski tak mengigit, serangga ini juga punya cairan racun yang berbahaya di dalam tubuh (kecuali sayap), toxin hemolim. Cairan hemolim atau toksin ini disebut sebagai ‘paederin’:(C24 H43 O9 N). Pada jenis serangga ini cairan yang diduga lebih kuat dari bisa ular kobra.
Pembuatan paederin sebagian besar terbatas dihasilkan oleh serangga betina. Penelitian terkahir telah menunjukkan bahwa produksi paederin bergantung pada kegiatan sebuah endosimbion dari spesies Pseudomonas spesies dalam tubuh serangga tersebut. Paederin adalah zat menyebabkan bengkak hebat, dan menyebabkan reaksi pada kulit sekitar 24 jam setelah kontak.

               www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar